Sabtu, 23 Januari 2010

Menapaki Asa di Perbatasan

“Perbatasan wilayah suatu negara, kini bukan lagi merupakan halaman belakang pekarangan rumah yang jarang dilirik oleh para tamu, tapi sudah menjadi beranda depan.”

Yah, begitulah yang sering digaungkan oleh beberapa orang , tapi sejauh mana realitanya masih perlu kita tatap dengan logika dan anluri sebagai manusia-manusia yang hidup di daerah perbatasan.

Memang sangat tepat bila kita mengatakan bahwa sudah seharusnya perbatasan menjadi beranda terdepat negara kita dan strategi pengembangan wilayah yang harus diterapkan adalah dengan strategi pendekatan sesuai kekhasan masing-masing wilayah.

Salah satu topic yang menarik untuk diperbincangkan adalah, mengenai proses pertukaran barang (terutama komoditas tani dan hasil laut) dan jasa yang telah terjadi berkurun lamanya di wilayah-wilayah perbatasan di Indonesia, demikian pula di Sebatik. Selama ini di perbatasan telah terjadi transaksi perdagangan termasuk komoditas pertanian namun tidak terdeteksi dengan baik. Mssih diperlukan sebuah upaya pendataan yang lebih baik dan komprehensif agar setidaknya data yang diperoleh dapat menjadi acuan pihak terkait untuk menentukan pilihan yang harus dikembangkan di perbatasan. Baik bisnis berbasis pertanian atau agribisnis maupun sektor yang mendukung seperti penelitian maupun pengembangan benih tanaman dan ternak di perbatasan.

Satu hal yang menjadi sorotan di beberapa daerah perbatasan di Indonesia dimana transaksi dagang komoditi pertanian di perbatasan masih tradisional. Seharusnya, pengelolaan sektor pertanian secara optimal di perbatasan akan memacu investasi baru terutama agro industri. Selain itu, pengembangan sektor pertanian yang melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak akan menjadi bagian dari sistem pertahanan dan keamanan di perbatasan.

Persoalan lain yang kadang menjadi hamabatan adalah bagaimana dengan aspek legalitasnya, para investror / pelaku bisnis khususnya pelaku agrobisnis tentunya mengharapkan adanya "payung" hukum dalam pengelolaan kawasan perbatasan. Investor akan lebih tertarik kalau ada kepastian hukum serta stabilitas yang terjamin.

Kesimpulannya adalah, semoga saja "Jakarta" akan dapat bertindak bijak untuk menata wilayah perbatasan agar mampu mempertontonkan beranda yang elok di mata negara-negara tetangga.

(gerakantujuhuntukindonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

GERAKAN TUJUH'S BLOG © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute