Sabtu, 21 November 2009

Jum'at, 07 Agustus 2009 , 10:27:00
Pemuda Perbatasan Bela Negara

SEBAGAI wujud cinta terhadap bangsa dan tanah air. Gerakan-7 (G-7) asal Sebatik, salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berada di daerah perbatasan ini, rencananya akan menggagas sebuah kegiatan yang bertajuk Gelar 1000 Kemah Pemuda-Pelajar Perbatasan, dalam rangka bela tanah air.

Hal ini diutarakan oleh Badan Pembina LSM G-7 Muhammad Saleh dalam hearing antara G-7 dengan DPRD Nunukan, pekan lalu. Menurutnya, kegiatan yang diagendakan mengambil lokasi home base di daerah Aji Kuning dan Sungai Limau di Kecamatan Sebatik ini, bertujuan untuk menanamkan jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme serta pemahaman ketahanan kepada para pemuda di perbatasan, untuk kemudian dapat mengaplikasikannya sebagai wujud bela negara.

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD dari Komisi III Imat Sakai menuturkan, ia sangat merespons terbentuknya LSM G-7. Ia berharap, melalui hajatan tersebut, pemuda di perbatasan dapat memperkuat pemahaman, pengertian serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan dalam melakukan bela negara demi mempertahankan NKRI.

Politisi asal Krayan ini menambahkan, sebagai bentuk kontribusi G-7 terhadap daerah ini, sebaiknya kegiatan seperti ini dapat terus diagendakan dan tak berhenti pada satu kegiatan saja. “Tapi, jangan hanya bergerak di Sebatik saja, lihatlah juga di Kecamatan lain. Kalau hanya berkutat di Sebatik, saya tak sungkan untuk lupakan G-7,” tegasnya.

Hal senada dilontarkan oleh Muthang Balang. Menurut anggota DPRD dari Komisi I ini, pihaknya sangat setuju dengan rencana program G-7 tersebut. Namun ia mengharapkan, kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara propesional dan tak tumpang tindih dengan kegiatan-kegiata yang dilaksanakan Pemkab Nunukan. “Idealnya, kegiatan ini dilakukan di semua kecamatan perbatasan se- Nunukan. Barulah kegiatan ini disebut pemahaman ketahanan di daerah perbatasan. Jangan hanya di Sebatik,” sarannya.

Ia menambahkan, Kecamatan Krayan juga merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Diceritakan, Krayan Selatan dan Krayan Induk merupakan wilayah yang sangat rawan. Mengingat, sebagai daerah yang overland (melalui darat), akses jalan menuju wilayah tersebut sangat memudahkan masuknya teroris maupun rentan peredaran narkoba. Sehingga ia mengharapkan, melalui kegiatan pemahaman ketahanan kepada masyarakat ini, langkah antisipasi juga dapat diterapkan masyarakat setempat ke depannya. “Kalau kegiatan itu di Sebatik saja, saya juga tak sungkan melupakan dan tak akan men-support G-7,” terangnya.
Selain anggota DPRD, nada yang sedikit meragukan kegiatan Gelar Kemah yang mengambil lokasi home base di daerah Aji Kuning dan Sungai Limau tersebut, datang dari perwakilan Dinkes Kabupaten Nunukan yang turut hadir dalam hearing tersebut. Menurutnya, daerah Aji Kuning merupakan tempat dimana banyak ditemukan Nyamuk Malaria.
Diceritakan, hampir 100 persen penduduk Desa Aji Kuning pernah terkena penyakit Malaria. Termasuk Kepala Puskesmas Aji Kuning. “Disarankan, dalam kegiatan tersebut ada upaya penanggulangan malaria, baik pra pelaksanaan maupun pada saat pelaksanaan kegiatan,” harapnya.

Hingga peretemuan dengar pendapat yang di pimpin oleh Wakil Ketua DPRD Abd Wahab Kiak ini ditutup, pihak LSM G-7 belum menetapkan secara resmi tanggal serta jumlah peserta yang bakal diikutsertakan dalam hajatan besar tersebut. Selain para pemrakarsa G-7, hearing kali ini dihadiri oleh beberapa SKPD dan Unsur Muspida Kabupaten Nunukan. (dra/adv)

sumber : Kaltim Post Online www.kaltimpost.web.id
GERAKAN TUJUH'S BLOG © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute